HEMATOLOGI (II) : Fibrinolisis dan Antifibrinolitik
Fibrinolisis
Fibrinolisis adalah
proses dimana gumpalan fibrin sebagai produk koagulasi (fibrin) dihancurkan
oleh enzim plasmin. Fibrinolisis merupakan mekanisme pecahnya benang fibrin
(salah satu agen pembeku darah yang diproduksi dalam darah sebagai produk akhir
koagulasi). Darah juga mengandungn enzim fibrinolitik yang berguna mencegah
pembentukan gumpalan atau pembekuan darah pada area yang tidak terluka,
sehingga tidak akan menghalangi aliran darah, dan juga enzim ini akan
menghancurkan fibrin bila luka telah sembuh.
Obat yang dapat
mengaktifkan kerja fibrinolisis dapat menyembuhan penyakit seperti embolisme
paru-paru dan infark miokard yang disebabkan adanya gumpalan darah yang
menghambat aliran darah di daerah tersebut. Sistem fibrinolitik pada
dasarnya adalah aksis dimana plasminogen diaktivasi menjadi produk aktif utama
yaitu plasmin. Plasmin bekerja menghancurkan fibrin dan bekuan darah.
System fibrinolysis terdiri dari 3
komponen, yaitu :
1. Plasminogen bentuk proenzim yang akan diaktifkan menjadi plasmin, aktifator plasminogen dan inhibitor plasmin.
2. Aktifator plasminogen substansi yang dapat mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.
3. Inhibitor plasmin substansi yang dapat menetralkan plasmin, mengontrol aktivitas plasmin.
Mekanisme Fibrinolitik
Proses fibrinolisis
dimulai dengan masuknya activator ke sirkulasi. Activator plasminogen akan
mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin, baik plasminogen yang terikat fibrin
maupun plasminogen bebas. Plasmin yang terikat dengan fibrin akan menghancurkan
fibrin menjadi fibrin degragation products (FDP). Lalu plasmin bebas
akan dinetralkan oleh antiplasmin.
Obat Fibrinolitik
Fibrinolitik bekerja
sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk
plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian menyebabkan
pecahnya thrombus. Fibrinolysis adalah proses pengahncuran deposit fibrin oleh
system fibrinolitik sehingga aliran darah akan terbuka kembali.
Obat fibrinolitik adalah obat-obat
yang membantu melarutkan bekuan darah yang telah terbentuk. Ada tiga kelas
utama obat fibrinolitik, yaitu :
1. activator plasminogen jaringan (tPA)
2. streptokinase (SK)
3. Urokinase (UK)
Mekanisme kerja Obat Urokinase:
Urokinase diisolasi dari urin manusia. Urokinase bekerja secara langsung dengan mengaktifkan plasminogen. Urokinase digunakan untuk emboli paru dan tromboemboli pada arteri dan vena.
Farmakodinamik
Urokinase mengacu pada
zat enzim dengan protease serum serin aktif (serin sebagai asam amino).
Urokinase memiliki banyak kesamaan dengan plasminogen dan mengubahnya menjadi
plasmin dengan hidrolisis ligamen arginin-valin. Trombi fibrinous dapat larut
di bawah pengaruh sifat trombolitik protease plasmin.
Keadaan aktif plasma yang diinduksi oleh
Urokinase meningkatkan penurunan dosis tergantung jumlah plasminogen dan
fibrinogen, dan juga meningkatkan kandungan produk hidrolisis fibrin dan
fibrinogen. Produk hidrolisis mempengaruhi pengurangan pembekuan darah dan meningkatkan
efek heparin. Sifat seperti itu muncul sepanjang hari setelah administrasi
Urokinase.
Transformasi
plasminogen yang diinduksi ke plasmin dapat dihambat oleh asam
epsilon-aminokaproat, traneksamik dan aminobenzoat. Penghambat ini tidak
memberikan efek potentiating pada sifat anti-koagulasi fibrin dan fibrinogen
dalam sirkulasi.
Farmakokinetik
Urokinase disuntikkan ke arteri atau masuk ke pembuluh darah
dengan suntikan atau infus.
Absorbsi : memiliki waktu paruh
yang singkat yaitu 20 menit, tetapi bertahan sampai 82 menit.
Metabolisme : waktu paruh 10-20
menit
Eliminasi : pada urin dan empedu
Interaksi obat : heparin,
antikoagulan oral, aspirin, antiplatelet, sefalosforin, NSAID.
Dosis : Dosis dianjurkan adalah dosis muat 1000-4500 IU/kgBB secara IV dilanjutkan dengan infus IV 4400 IU/kgBB/jam.
Antifibrinolitik
Antifibrinolitik merupakan obat yang digunakan sebagai terapi yang dapat mencegah terjadinya resiko re-bleeding. Antifibrinolitik bekerja menghambat aktivasi plasminogen menjadi plasmin, mencegah break-up dari fibrin dan menjaga stabilitas menggumpal.
Contoh obat anti fibrinolitik adalah asam traneksamat, digunakan untuk membantu menghentikan pendarahan pada sejumlah kondisi, misalnya mimisan, cedera, pendarahan akibat menstruasi berlebihan, dan pendarahan pada penderita angio-edema turunan.
Farmakodinamik
Struktur dari asam
traneksamat mirip dengan lisin, maka asam traneksamat akan mengikat lysine
binding site. Dengan demikian, hal ini akan menghalangi ikatan plasmin dengan
fibrin. Akibatnya, proses pembelahan fibrin oleh plasmin akan dihambat. Oleh
sebab itu, asam traneksamat akan menghalangi proses lisis dari bekuan darah
oleh system fibrinolitik.
Namun, lysine
binding site juga merupakan tempat interaksi plasmin dengan α2-antiplasmin.
Hal ini menyebabkan asam traneksamat juga akan menghalangi kerja inhibitor dari
plasmin ini. Selain plasmin, asam traneksamat juga menghambat aktivasi
tripsinogen oleh enterokinase dan secara lemah menghambat trombin.
Di susunan saraf pusat
(SSP), asam traneksamat dapat berikatan dengan reseptor GABAA sehingga
menyebabkan hambatan proses GABA-mediated-inhibition di SSP. Dampak
dari hambatan ini adalah hipereksitabilitas sistem saraf yang dapat memicu
kejang.
Farmakokinetik
Farmakokinetik asam
traneksamat adalah diabsorpsi secara cepat di plasma darah, sedangkan melalui
sistem gastrointestinal hanya 50%, dan dosis puncak sekitar 1-5 jam. Asam
traneksamat berikatan dengan protein dan didistribusikan melalui plasma ke
jaringan. Hanya sebagian kecil obat yang dimetabolisme, dan kemudian
dieliminasi melalui filtrasi di glomerulus ginjal. [5,6]
Absorbsi
Injeksi asam
traneksamat diabsorbsi secara cepat di plasma darah. Sedangkan asam traneksamat
oral diabsorbsi di sistem gastrointestinal hanya sebesar 50%, dan akan masuk
peredaran darah. Onset asam traneksamat untuk bekerja mencapai puncaknya adalah
sekitar 1-5 jam.
Distribusi
Jumlah asam traneksamat
yang berikatan dengan protein harus mencapai minimal 3% supaya dapat memberikan
efek terapeutik, sedangkan asam traneksamat dapat berikatan penuh dengan
plasminogen. Namun, asam traneksamat tidak berikatan dengan albumin. Oleh
protein, asam traneksamat akan beredar di plasma dan selanjutnya dibawa ke
jaringan. Asam traneksamat dapat menembus ke sawar darah plasenta. Selain itu,
juga dapat berdifusi ke membran sinovial dan cairan sendi dengan konsentrasi
yang sama dengan di plasma. Sebagian kecil asam traneksamat juga ditemukan di
air susu ibu (ASI) dengan konsentrasi seperseratus dari total, menembus sawar
darah otak dan ditemukan di cairan serebrospinal dengan konsentrasi
sepersepuluh, dan aqueous humor dengan konsentrasi sepersepuluh. Asam
traneksamat juga terdeteksi ditemukan di cairan semen dan menghambat
fibrinolisis, namun tidak mempengaruhi migrasi semen. Konsentrasi asam
traneksamat yang ditemukan di jaringan lebih rendah dibandingkan di plasma
darah.
Metabolisme
Hanya sebagian kecil
asam traneksamat yang mengalami metabolisme. Total hanya 5% sisa metabolisme
yang ditemukan di urin selama 72 jam.
Eliminasi
Eliminasi asam
traneksamat terjadi di ginjal tepatnya melalui filtrasi di glomerulus. Sebanyak
40% dari dosis oral, dan 95% dari dosis intravena akan dikeluarkan melalui urin
dalam waktu 24 jam. Klirens ginjal sama dengan klirens plasma, yaitu 110-116 ml/menit.
Waktu paruh asam traneksamat adalah sekitar 2 sampai 11 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Doda, D. V. D., H.Polii. S. R. Marunduh
dan I. M. Sapulete. 2020. Fisiologi Sistem Hematologi. Deepublish,
Yogyakarta..
Durachim, A dan D. Astuti. 2018. Hemostatis. Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta.
Maus, G. C. dan K. A. Hajjar. 2005. Molecular Mechanisms of Fibrinolysis. British Journal of Haematology,129 : 307-321.
Zahroh, R Dan Istiroha. 2019. Asuhan
Keperawatan Pada Kasus Hematologi. Jakad Publishing, Surabaya.
1. asam traneksamat adalah obat untuk
menghentikan pendarahan pada beberapa kondisi, bisakah asam traneksamat
digunakan pada pasien yang menderita perdarahan seperti perdarahan subarachnoid? kalau bisa bagaimana mekanismenya dan kalau tidak kenapa?
2. Bagaimana kerja Obat fibrinolitik dalam mengaktifkan
fibrinolisis untuk menyembuhkan penyakit seperti embolisme paru-paru dan infark
miokard?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat asam traneksamat terapi yang dapat mencegah terjadinya resiko re-bleeding?
Sangat bermanfaat sekalii artikellnyaa...
BalasHapusBaik, disini saya akan membantu menjawab permasalahn no 3 dimana dalam literatur Hijrineli et al (2013) dimana Asam traneksamat ini bekerja sebagai antu fibrinolitik dengan menghambat pemecahan fibrin polimer oleh plasmin, sehingga hemostasis dapat terjadi dengan lebih efektif. Atau lebih jelasnya yakni Ketika terjadi perdarahan, faktor pembekuan akan teraktivasi, dan platelet akan berkumpul membentuk bekuan darah. Aktivasi faktor pembekuan darah dimulai dari platelet dihancurkan dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase akan mengaktifkan trombin dari bentuk inaktifnya protrombin. Trombin akan mengaktifkan fibrinogen menjadi fibrin. Benang-benang fibrin akan memperkuat bekuan darah. Di samping itu, pada saat proses pembekuan darah, tissue plasminogen activator (tpa) akan mengaktivasi plasminogen menjadi plasmin. Plasmin berperan dalam proses fibrinolisis, dimana plasmin akan menghancurkan fibrin dan faktor pembekuan lain. Disini asam traneksamat bekerja menghambat proses fibrinolisis.
Terimakasih semoga membantu
Artikel nya sangat membantu saya, mksh
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat artikelnya kak, makasih kakk
BalasHapus👍
BalasHapusArikelnya sangat bermanfaat. Terimakasih
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih banyak atas ilmunya, artikelnya sangat bermanfaat🙏
BalasHapusMakasih banyak ilmunya, blognya sangat bagus, lengkap disertai dengan contoh juga ��
BalasHapusArtikelnya bagus. Semangat min
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat
BalasHapus